Tak Cukup Minta Maaf, Penghinaan terhadap Mushola Harus Diusut
JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia telah menyampaikan permohonan maafnya terkait sejumlah anggotanya yang mengejar mahasiswa hingga ke Mushala Assyakirin RRI, Pekanbaru, Riau tanpa melepaskan alas sepatu, Selasa (25/11) lalu.
"Saya atas nama Polri menyampaikan permohonan maaf pada saudara-saudara saya penganut agama Islam. Terkait dengan adanya beberapa rekan kami di wilayah Pekanbaru yang masuk mushala untuk melakukan tindakan tegas pada mereka yang lakukan unjuk rasa di RRI," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Komisaris Besar Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (28/11).
Menanggapi pernyataan ini, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma'ruf Amin mengungkapkan mestinya kepolisian tidak cukup melontarkan ucapan maaf. Menurutnya, tindakan tidak terpuji yang melecehkan tempat ibadah itu harusnya diusut tuntas oleh Mabes polri.
"Itu tindakan tidak terpuji. Harus ada tindakan dari Mabes (Polri) untuk menertibkan jangan sampai terulang lagi," kata Kyai Ma'ruf saat kepada media di Depok, Jawa Barat, Sabtu (29/11).
MUI juga meminta Mabes Polri untuk mengusut secara tuntas kejadian itu . "Itu harus diusut. (karena) itu penghinaan terhadap rumah ibadah," desaknya.
Belakangan, penghinaan terhadap rumah ibadah juga terjadi di Makassar, Sumatera Selatan. Kamis malam (27/11), polisi menembakkan gas air mata ke dalam Masjid Umar Bin Khattab di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Peristiwa itu merupakan buntut demo menolak kenaikan BBM yang berujung bentrok.
(SI Online)