Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Dihukum Mati, Penasehat Umum IM Kobarkan Semangat Kemenangan dari Balik Penjara

MESIR - Sayap politik Ikhwanul Muslimin (IM), Freedom and Justice Party (FJP), mempublikasikan pesan singkat dari Penasehat Umum (Mursyid ‘Am) Ikhwanul Muslimin, Prof. Dr. Muhammad Badie, dari balik terali terdakwa di pengadilan yang direkam diam-diam pada saat sidang.

Pesan singkat tersebut mengapresiasi perjuangan rakyat Mesir menentang kudeta militer di Mesir, dan mendoakan keteguhan dan kekokohan dalam perjuangan mereka.

Berikut transkrip dan terjemahan dari pesan yang direkam tersebut:

“…Bismillahirrahmaanirrahiim, nahnu shabiruuna muhafizhuun…wa nuqaddiru waqfah al-sya’bil mashril ‘azhim, wa ishraru wa tsabatuhu, hadza in dalla fainnama yadullu ‘alal wa’yil ladzi washala ilaihi sya’buna al-hurr. Hadza al-sya’bu alladzi adraka tamaman annahu lan ya’uud ilal wara’…”

“…Bismilahirrahmaanirrahiim, kami (di sini di balik penjara) dalam keadaan sabar dan saling menjaga (perjuangan ini)…dan kita sangat mengapresiasi sikap (dukungan) yang ditunjukkan oleh bangsa (Mesir) yang mulia, keteguhan dan kekokohannya, yang menunjukkan tumbuhnya kesadaran di tengah bangsa kita yang merdeka. Bangsa yang sangat memahami bahwa mereka tidak akan kembali (mundur) ke belakang (di bawah pembodohan dan penipuan rezim yang rusak)…”

Dr.Badie dijatuhi hukuman mati bersama 528 pendukung IM lainnya atas tuduhan pembunuhan dan penyerangan aparat kepolisian. Saat ini, eksekusi hukuman mati tersebut menunggu pengesahan dari Mufti Agung Mesir yang akan memberikan pertimbangan berdasarkan hukum Islam.

Sementara itu, para aktivis HAM dan pendukung demokrasi di Mesir dan luar negeri terus memperjuangkan agar pemerintah kudeta membatalkan hukuman tersebut. Beberapa waktu lalu, sejumlah negara anggota PBB mengusulkan pertemuan khusus untuk membahas tuntutan pembekuan keanggotaan Mesir di PBB akibat dugaan pelanggaran HAM serius dalam proses hukum selama ini.

dakwatuna.com