Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Kenapa Dalam Menjalankan Ketaatan Harus Disertai Kesabaran?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Para ulama membagi sabar menjadi tiga bagian :

  • Pertama, sabar di atas ketaatan.
  • Kedua, sabar dari apa saja yang Allah haramkan.
  • Ketiga, bersabar saat tertimpa takdir ketetapan Allah yang dirasa menyakitkan (musibah).

 Jika makna sabar secara bahasa adalah menahan diri, yakni menahan diri dari apa yang tdak disukai jiwanya. Maka pada bagian kedua & ketiga kita akan memakluminya, yakni sabar (menahan diri) dari menuruti syahwat dan dorongan nafsu; dan sabar (menahan diri) dari mengeluh dan mengumpat atas musibah yang Allah takdirkan atas dirinya, lalu ia ridha kepadanya dan berharap pahala kepada Allah atasnya. Kemudian dalam ketaatan kok kita harus sabar, kenapa?

Sebabnya, karena ketaatan dirasa berat oleh jiwa & fisik seseorang sehingga sehingga ia merasa kesulitan menjalankannya. Apalagi kalau fisiknya lemah dan capek, maka beratnya menjalankan ketaatan semakin terasa. Karenanya untuk menjadi ahli tha'ah sangat dibutuhkan kesabaran untuk dawam (kontinyu) menjalankannya.

Di sisi lain, ketaatan terkadang membutuhkan modal duit seperti zakat, infak, haji dan semisalnya maka menjalankan ketaatan-ketaatan ini menjadi beban bagi jiwa manusia. Karena tabiat dasar manusia itu pelit, sayang & eman-eman terhadap harta yang telah diusahakannya. Karenanya seseorang dalam menjalankan ketaatan ia harus mampu melawan apa-apa yang tidak disukai jiwannya, ia harus mampu mengalahkan kecenderungan jiwanya yang ingin berleha-leha, malas, tidak mau ada beban, dan ingin menikmati kesenangan-kesenangan.

Ringkasnya, dalam menjalankan ketaatan terdapat sesuatu yang berat atas jiwa dan fisik kita. Karenanya menjalankannya membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Siapa yang mampu bersabar, atas ketaatan ini dan ditmabah dengan dua macam kesabaran lainnya di atas maka ia akan mendapatkan keberuntungan hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

 

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

 

voa-islam.com