Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Pernyataan Resmi SBY Tentang Situasi Mesir

JAKARTA - Setelah didesak rakyat dan berbagai kalangan, akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengeluarkan pernyataan resmi. Melalui pidato di Istana Negara jakarta pada Kamis petang (15/8), SBY menyampaikan beberapa poin.

SBY menyerukan negara lain, terutama PBB, agar memberikan perhatian dan berbuat sesuatu untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan yang lebih dahsyat lagi di Mesir.

"Beberapa saat lalu, saya kira para wartawan juga mengikuti statement saya, militer mesti menghormati demokrasi," kata SBY dalam keterangan pers khusus soal Mesir di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/8/2013) petang.

Presiden SBY mengemukakan, penggunaan kekuatan milter dan senjata terhadap pengunjuk rasa yang disebut dengan peacefull demonstration, tentu tidak bisa diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, dan hak-hak asasi manusia.

"Militer mesti menghormati demokrasi. Penggunaan kekuatan militer dan senjata terhadap pengunjuk rasa yang disebut dengan peacefull demonstration tentu itu tidak bisa diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia," tuturnya.

Menurut dia, Indonesia pernah mengalami hal serupa yang saat ini dialami Mesir. Bedanya, Indonesia bisa keluar cukup cepat dari potensi konflik kekerasan yang berkelanjutan. Sebagaimana Mesir, Indonesia juga punya pengalaman yang kurang lebih sama ketika Indonesia diguncang pengalaman yang sama pada 1998-1999.

Namun SBY memaparkan, dulu terjadi kolaborasi, sinergi, dan kebersamaan antara pemimpin-pemimpin sipil dan pemimpin-pemimpin politik dengan kaum militer di Indonesia, yang telah melaksanakan reformasi.

"Tapi, alhamdulillah dengan izin Allah SWT, situasi tidak lebih buruk lagi, karena waktu itu militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi," tutur SBY.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Mesir bisa belajar dari Indonesia terkait penyelesaian konflik setelah jatuhnya pemerintahan. 

"Barangkali pengalaman di masa-masa Indonesia yang sulit itu, boleh juga dijadikan pelajaran bahwa tidak mungkin situasi di Mesir sekarang ini terjadi, kalau pemimpin dan elite politik dari pihak-pihak yang sedang berhadapan, melakukan sesuatu yang berani, dalam arti rekonsiliasi mencari solusi yang saya sebut dengan win-win solution," beber SBY.

SBY juga mengatakan kunci kesuksesan Indonesia keluar dari konflik berkepanjangan tak lain militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi. 

"Sementara, pemimpin politik Indonesia waktu itu tidak meninggalkan militer, bahkan mengajak militer yang sudah melaksanakan reformasi dan kemudian bertindak profesional untuk melaksanakan perubahan," imbuh SBY.

Sementara terkait WNI yang ada di Mesir, SBY mengaku terus berkomunikasi dengan duta besar yang berada di Kairo. Ia telah berpesan agar para mahasiswa dan WNI yang ada di sana dijaga dan diberikan peringatan untuk menjauhi tempat-tempat berbahaya dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain. 

"Jauhi tempat-tempat yang berbahaya dan tidak boleh berpihak karena ini urusan mesir dan agar mereka dapat menjaga keselamatannya," pesan SBY.
Presiden SBY prihatin atas kondisi Mesir yang hingga saat ini terus bergejolak dan menimbulkan korban jiwa. Presiden SBY berharap pertumpahan darah segera berakhir.

"Indonesia masih berharap dan menyeru kepada para pemimpin dan elite politik apakah di pihak pemerintah sendiri kaum militer maupun Ikhwanul Muslimin sebisa-bisanya mencegah situasi tidak lebih memburuk dan mencegah agar korban tidak lebih banyak lagi," ujar Presiden SBY di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (15/8/2013).

SBY mengakui bahwa situasi di Mesir sangat sulit dan kompleks. Dan tidak banyaki opsi yang bisa diambil untuk menghentikan pertumpahan darah kemudian mencegah lebih memburuknya situasi di Mesir tersebut.

"Saya tahu ini sesuatu yang tidak mudah, tetapi kalau para pemimpin dan elite politik mau misalnya, menghentikan dulu dan berusaha mencari suatu formula yang saya sebut dengan win-win solution, kompromi. Barangkali masih terbuka peluang itu, meskipun barangkali sempit yang disebut dengan window oportunity," paparnya.

SBY juga menyeru kepada negara-negara lain dan terutama PBB untuk memberikan perhatian dan berbuat sesuatu agar tidak terjadi tragedi kemanusiaan yang lebih dahsyat di Mesir.

muslimdaily.net