Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Kiat Mendidik Anak Untuk Shalat Sejak Dini

Oleh: Sri Kusnaeni, S.TP. ME.I

Shalat merupakan ibadah yang paling utama da pertama, dan Allah perintahkan secara langsung agar kita menyuruh keluarga kita untuk menunaikan shalat, sebagaimana disampaikan pada surat Thaha ayat 132, “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tetapi Kamilah yang membei rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik di akherat adalah bagi orang yang bertakwa.”

Secara tegas dalam ayat tadi disebutkan untuk memerintahkan keluarga untuk menegakkan shalat. Ini menggambarkan betapa bahwa shalat memegang peranan penting dalam membangun kehidupan berkeluarga, di samping shalat sendiri merupakan amalan yang sangat penting dibanding amal ibadah yang lain.

Shalat adalah tiang agama. Fungsi tiang bagi sebuah bangunan adalah menjadi komponen yang sangat penting, menegakkan bangunan tersebut agar tidak mudah roboh. Dengan pemahaman ini, jika dalam sebuah keluarga ada anggota keluarga yang tidak menegakkan shoat, maka kemungkinan besarnya penegakkan nilai nilai agama tersebut akan rapuh. Maka untuk memastikan agar sebuah keluarga bia menegakkan nilai nilai dien, pastikan bahwa seuruh anggota keluarga dengan menegakkan shalat dengan baik.

Berikut beberapa kiat mengajarkan shalat kepada anak sejak dini.

  1. Sejak anak dalam kandungan selalu berkomunikasi dengan anak, mengajak untuk shalat. Meski masih dalam kandungan, janin sudah bisa mendengar, dengar cara ibu selalu mengajak bayi dalam kadungan untuk shalat setiap datang waktu shalat, maka berarti janin sdng dalam kandungan sudah mulai belajar mengenal waktu waktu shalat yang lima waktu. Dia menjadi terbiasa mendengar secara rutin ajakan untuk shalat dari ibunya. Demikian juga ketika anak sudah lahir ke dunia, sejak awal selalu libatkan dalam setiap aktifitas shalat kita, minimal dengan mendengar suara ajakan shalat, kemudian membawanya untuk terbaring atau duduk disamping tempat shalat kita.
  2. Ketika anak sudah mulai berdiri dan bisa berbicara, latih anak untuk berdiri shalat di samping kita, dan ajak untuk mengikuti bacaan Al-Fatihah kita, dalam shalat yang sifatnya jahr (magrib, isya, subuh) atau mulai ajarkan untuk menghafal Al-Fatihah, dengan sistim drill, sering diulang ulang. Al-Fatihah adalah bacaan minimal yang harus dibaca oleh seorang yang sedang berlatih shalat. Maka target bacaan pertama yang harus diajarkan untuk dihafal anak dalam rangka menegakkan shalat, adalah bacaan alfatihah. Baru beranjak mengajarkaan bacaan bacaan yang lain.
  3. Mengajarkan gerakan dalam shalat secara bertahap. Misal dalam tahap awal, fokus memperhatikan dan memastikan sedekap tangan anak kita sampai benar. sebelum beranjak mengajarkan gerakan yang lain secara benar. Perhatikan hasil latihan ini misalnya untuk jangka waktu 1 sampai 3 bulan. Selanjutnya baru fokus mengajarkan gerakan lain, misal ruku, bagaimana ruku yang benar dengan menekuk badan kita dalam sudut 90 derajat secara lurus, serta telapak tangan diatas lutut. Demikian seterusnya sampai semua gerakan dalam shalat perlahan bisa dicontoh anak kita dengan baik.
  4. Lakukan semua latihan dengan suasana enjoy dan tidak dipaksakan. Sementara dibiarkan dulu ketika anak shalat berawal takbir, dengan semangat baik bergerak cepat langsung salam. Proses demikian mungkin akan berlangsung beberapa lama, sebelum anak berusia 7 tahun, pemakluman dan sikap bijaksana kita terhadap anak anak, porsinya masih butuh besar. Ketika anak sudah mulai menginjak usia 7 tahun, disinilah kita sudah harus memulai sedikit disiplin dalam megajar anak untuk shalat. Rasul saw menyampaikan kepada kita dalam hadisny, “Didiklah anakmu untuk shalat pada saat usia mereka 7 tahun, dan pukullah mereka jika pada saat usia 10 tahun belum mau shalat. Kami memahami hadis ini bahwa proses latihan anak untuk shalat sudah harus dilatih sejak dini sehingga pada saat usia 7 tahun diharapkan sudah legkap pemahaman anak terhadap ibadah shalat, baik dari sisi gerakan, bacaan atau waktu waktu shalat yang lima waktu.
  5. Memberikan penghargaan saat anak kita sudah mau melaksanakan shalat sesuai arahan kita, sejalan dengan target target yang kita buat. Misalnya, dalam tahapan kita mentarget anak hafal alfatihah, maka ketika anak sudah hafal alfatihah,meski bacaan yang lain belum hafal, kita berikan hadiah/penghargaan bisa dalam bentuk materi atau non materi (ungkapan bahagian kagum dsb). Pada saat memberikan hadiah dalam bentuk materi (misal mainan) sampaikan bahwa hadiah dari ayah/bunda atas prestasi ananda yang sudah bisa menghafal Al-Fatihah, dan sampaikan pada anak bahwa hadiah dari ayah/bunda ini belum seberapa jika dibanding dengan hadiah (pengganti pahala, jika anak blum memahami kata pahala) dari Allah, jauh bisa hebat dan istimewa, yang akan Allah berikan di akherat nanti, Kalimat ini penting untuk disampaikan, untuk menanamkan pada anak bahwa kita melakukan shalat adalah karena menginginkan balasan dari Allah, dan bukan balasan dari manusia (dalam hal ini hadiah dari ayah bunda)

Demikian sedikit kiat bagi ayah bunda untuk dapat mendidik anak menegakkan shalat. Semoga kita termasuk orang tua yang selalu bertanggung jawab mendidik anak dengan sungguh sungguh. Ketika anak anak yang kita didik sudah dapat menunaikan shola dengan baik, insya Allah sebagai orang tua kita akan ikut mendapatkan pahala dari pahala shalat anak kita, tanpa mengurangi pahala mereka, bahkan saat nyawa ini sudah terpisah dari jasad, semoga royalti paha tersebut kan terus mengallir. Amin. Rabij alnaa muqiimasholaah wa min dzurriyatina (YA Allah jadikan kami orang yang senantiasa menegakkan shalat bersama anak keturunan kami)

(usb/dakwatuna)