Dr Hamid Fahmy: Golput Sama Saja Biarkan Kezaliman Berlangsung
JAKARTA - Intelektual Muslim yang juga Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, MA, M.Phil, mendorong agar umat Islam menggunakan hak politiknya dengan memilih caleg yang berkomitmen memperjuangkan Islam.
“Kalau Anda golput, Anda membiarkan kezaliman terjadi tanpa Anda melakukan apa apa,” terangnya saat berbincag dengan hidayatullah.com, Senin (07/04/2014).
Hamid mencontohkan rendahnya tingkat pemilih di Kota Surabaya. Kata dia, anggota DPRD di Surabaya misalnya 80 % adalah orang-orang non Muslim atau orang Musim tetapi tidak pro kepada kepentingan umat Islam.
“Pilihlah Caleg Muslim yang terbaik dalam hal Iman, Keshalehan, dan Takwanya”
Kewajiban umat Islam, khususnya para ulama dan kaum cendekiawan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, menyampaikan kebenaran kepada penguasa, dan memberikan panduan kehidupan kepada umat Islam sejalan dengan amanah risalah yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.
Bahwasanya Indonesia adalah negeri Muslim yang merupakan bumi warisan para wali dan pejuang – pejuang Islam terdahulu, sehingga wajib dijaga dan dilanjutkan proses Islamisasi di negeri ini, agar negeri ini menjadi negeri yang adil, makmur, di bawah naungan Ridho Ilahi.
Demikian salah satu “Seruan Politik 2014” Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) PUSAT, yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Jumat, (04/04/2014).
Wahai Pemimpin, Janganlah Bermaksiat!
“Sudah jelas Allah, sampaikan bahwa manusia adalah khalifah yang menjadi pemimpin di muka bumi. Pemimpin yang berkewajiban untuk menjadikan kesuburan yang Allah berikan di muka bumi, menjadi sebuah kesejahteraan bagi umat yang dipimpin, dan menjadikan adil setiap hukum Allah yang sudah jelas diatur dalam Al Quran, dan telah Rasulullah terapkan selama Daulah Islamiyah tegak di Bumi Madinah”
Kehendak Allah dalam Penciptaan Manusia
Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan dengan sebuah akal dan pikiran yang begitu sempurna. Manusia bukanlah sebuah hewan yang hanya saja memikirkan mengenai nikmat kehidupan, namun manusia adalah sebuah kesempurnaan ciptaan yang kemudian Allah tambahkan tugas dan kewajiban yang lebih, yaitu menjadi pemimpin di muka bumi. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 30, Allah berfirman
Fatwa seputar Pemilu
Oleh: Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar Ruhailiy -hafidzohullah- .
Guru besar Aqidah Universitas Islam Madinah yang merangkap sebagai pengajar tetap di masjid Nabawi As Syarief.
Pertanyaan:
Sebentar lagi di negeri kami akan diselenggarakan pemilu. Apa nasehat anda terhadap kami dalam menyikapi pemilu tersebut.. ?"
Jawaban Syaikh:
" Kami telah menjelaskan permasaalahan ini sebelumnya. Sejatinya memilih pemimpin dengan cara seperti itu tidak disyariatkan dan merupakan bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir dan karena pada asalnya kepemimpinan tidak diberikan kepada orang yang memintanya.
Keberkahan
Oleh: Ustaz Hasan Basri Tanjung MA
“Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.'' (QS.7:96)
Dalam rangkaian ayat-ayat A-Qur’an al-Karim, kita temukan kata barokah dalam berbagai derivasinya. Misalnya, Al-Quran diturunkan pada malam yang diberkahi (QS.6:92,21:50,38:29), Baitullah adalah Rumah yang diberkahi (3:96), ada pula tempat-tempat yang diberkahi (17:1,28:30,34:18).
Keberkahan Ilahi datang dari arah yang seringkali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau bahkan diukur.
Investasi Dunia Akhirat
Oleh: KH Didin Hafidhuddin
Anak (al walad atau al banun) dan harta ( al maal) adalah dua elemen penting dalam kehidupan manusia, yang sering diungkapkan dalam Al Quran dalam satu ayat.
Misalnya firman Allah dalam Surat Al Anfaal (8) ayat 28 : "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anak mu itu hanyalah sebagai cobaan. Dan sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang sangat besar."
Hal yang semakna walaupun dalam konteks yang berbeda misalnya kita temukan dalam firman Allah surat Al Kahfi (18) ayat 46, surat Al Munafiquun (63) ayat 9 dan surat At Taghobuun (64) ayat 14 & 15.