Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Korban kecelakaan tabrakan KRL-Truk di Bintaro bertambah

JAKARTA - Korban meninggal dunia akibat kecelakaan antara kereta rel listrik dengan mobil tangki Pertamina di Bintaro bertambah seorang yakni Natali (23).

"Natali meninggal tadi siang jam 11.00. Saat ini jenazahnya masih ada di ruang jenazah kami," kata Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Wini Riesta di Jakarta, Selasa.

Meninggalnya Natali pertama kali dikabarkan akun Twitter PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), @CommuterLine. Melalui salah satu twit, akun tersebut mengabarkan meninggalnya Natali.

Twit tersebut juga mencantumkan alamat rumah duka keluarga Natali di Jalan Abadi, Pondok Aren, Pondok Betung, Tangerang Selatan."Kami atas nama PT KAI Commuter Jabodetabek turut berduka cita," tulis PT KCJ di bagian akhir twit tersebut.

Dengan meninggalnya Natali, korban meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut menjadi tujuh orang.

Korban yang meninggal sebelumnya adalah Darmah Prasetyo (25) masinis, Agus Suroto (24) asisten masinis, Sopyan Hadi (20), Elrisa Maghfirah (16), Rosa Elizabeth (73) dan Bety Ariani (56).

Kecelakaan antara KRL Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan mobil tangki Pertamina terjadi di pintu perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Senin (9/12) pukul 11.25 WIB.

Petugas mengganti rel kereta api yang rusak akibat tabrakan kereta api dengan truk tangki di perlintasan kereta di Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).


Berhati-hatilah, Dahulukan Kereta Api

Pihak Stasiun Serpong menyatakan kepada setiap pengendara yang akan melintas pada setiap perbatasan harus selalu mengutamakan perjalanan kereta. Hal itu karena penyebab kecelakaan yang melibatkan kereta akibat faktor eksternal.

Wakil Kepala Stasiun Serpong, Dede Drajat Juarsa mengungkapkan sejauh ini setiap perlintasan resmi sudah dilengkapi sarana yang layak. Hanya saja untuk setiap perlintasan liar atau perlintasan tikus kebanyakan tanpa pengamanan yang layak.

“Berhati-hatilah, dahulukan kereta api sesuai undang-undang demi keselamatan pengendara sendiri,” ujarnya pada Republika, Selasa (10/12).

Ia menuturkan pada jalur Serpong – Tanah Abang terdapat beberapa jalur perlintasan tikus. Hanya saja jumlahnya belum bisa dipastikan sampai sekarang.

Untuk setiap perlintasan liar seharusnya menjadi kewenangan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat atau bahkan pusat. Ia mengaku meskipun setiap perlintasan resmi sudah dilengkapi sistem pengamanan yang laya,  tetap saja kesadaran setiap masyarakat maupun pengendara menjadi yang paling utama.

“Kejadian kecelakaan selalu akibat faktor eksternal seperti penerobosan oleh pengendara. Kalau dari faktor internal selalu kita upayakan nol kecelakaan,” ungkapnya.

Sementara dari faktor internal sudah berupaya untuk selalu waspada pada setiap perjalanan. Salah satunya pengecekan rangkaian kereta dan sinyal. Dalam empat tahun ini sudah tidak ditemukan lagi kejadian akibat anjlokan kereta. Selain itu untuk petugas dari pihak kereta merupakan tenaga atau Sumber Daya Manusia (SDM) terlatih.

Ia berharap kepada masyarakat khususnya penumpang kereta agar tetap menggunakan jasa transportasi masal tersebut. Ia meyakini  KAI akan terus berupaya untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan penumpang dan berharap semoga musibah seperti tabrakan kereta dan truk tangki tak terulang lagi.

republika.co.id