Ini Dia Keutamaan Berbakti pada Orang Tua dan Pahalanya
Dalam Islam, posisi orang tua sangatlah mulia. Setiap Muslim diwajibkan berbakti kepada kedua orang tuanya. Ada beberapa keutamaan soal berbakti kepada orang tua ini, seperti dipaparkan dalam hadist-hadist berikut ini.
Merupakan Amal Yang Paling Utama
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata. “Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’
Bekerja Keras Adalah Prinsip Hidup Muslim
Seorang muslim harus bersungguh-sungguh dalam bekerja dengan mengerahkan seluruh kemampuan fisik, pikiran, dan hati. Ini untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai khalifah yang seyogyanya memimpin dunia. Janji sebagai umat terbaik tidaklah terealisasi dengan sendirinya, tetapi harus diraih, dikejar, dan diupayakan. Bumi diciptakan untuk membanting tulang, sedangkan manusia bekerja di atasnya. Sebagaimana firmanNya.
Keluarga Benteng Kerusakan Generasi

Tahan! Jaga Diri dari Sembarangan Menuduh dan Menyebarkannya

SUNGGUH, sangat beruntung Ath-Thabari yang mendapatkan nikmat berupa tuduhan dusta sampai-sampai jenazahnya pun tak boleh dikuburkan di siang hari. Penuduhnya bukan sembarangan. Dua orang besar anak dari dua tokoh sangat besar. Ia dilarang mengajar. Tapi itu justru menjadi masa yang syahdu untuk menulis kitab-kitab yang kelak menjadi rujukan utama ahlus sunnah hingga masa ini.
Tetapi itu merupakan kerugian yang besar bagi yang menuduh. Betapa ringannya menuduh, betapa beratnya akibat yang harus ditanggung. Adakah yang semacam ini akan terulang kelak? Adakah kita termasuk bagiannya?
Fatwa - Fatwa tentang Puasa (Bagian 7)
29. Pertanyaan:
Apakah perkataan kotor disiang hari bulan ramadhan dapat membatalkan puasa?
Jawaban:
Jika kita membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”[1]
Kita telah mengetahui bahwa hikmah kewajiaban puasa adalah agar bertaqwa dan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Merindui Lailatul Qadar
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
PAGI ini matahari masih bersinar seperti biasa. Langit bersaput mendung dan sinar matahari bakda syuruq terang menyilaukan. Ada harapan bahwa Lailatul Qadr belum terlewat untuk kita kejar di hari-hari yang akan datang.
Mari kita ingat sejenak sabda Nabi shallaLlahu alaihi wa sallam:
ليلة لقدر ليلة سمحة, طلقة ولا حارة, ولا باردة, تصبح الشمس صبيحتها ضعيفة حمراء
“Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah dan Al-Bazzaar).