Copyright © www.aldakwah.org 2023. All Rights Reserved.

Get Adobe Flash player
Anda dapat membaca Artikel serta kajian yang disediakan oleh kami
Anda dapat mengetahui berita islam terkini baik berita lokal maupun Internasional
Anda dapat mengakses murottal Al-Quran beserta terjemahannya ke berbagai bahasa
Anda dapat mengakses kajian audio yang kami terbitkan
Anda dapat berinfaq serta besedekah melalui perantara kami
Anda dapat memesan produk kami secara online

Rasakan Derita Rakyat, Khalifah Umar Alami Kelaparan

Kota Madinah memasuki masa paceklik. Penduduknya alami kelaparan. Muhammad Husain Haekal dalam Umar bin Khattab menuturkan,  Amirul Mukminin Umar bin Khatab tak tinggal diam melihat kondisi rakyatnya. Suatu kali, di pasar, ada seorang penjual membawa samin dan susu dalam dua tabung kulit terpisah.

Kedua barang itu dibeli oleh seorang anak muda seharga 40 dirham. Anak muda itu langsung pergi menemui Umar, membawakan makanan tersebut.

Umar hanya tertunduk sebentar. Jawabnya, "Bagaimana saya akan dapat memperhatikan keadaan rakyat jika saya tidak ikut merasakan apa yang mereka rasakan."

Baca Selengkapnya....

Masjid Patimburak, Saksi Sejarah Penyebaran Islam di Papua

FAKFAK – Sebuah masjid yang dibangun pada tahun 1870 Masehi masih tetap berdiri kokoh di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Masjid Patimburak namanya. Masjid ini merupakan bukti sejarah masuknya agama Islam di tanah Papua dan sekaligus menjadi pusat kegiatan agama Islam di Kabupaten Fakfak.

Tinta emas sejarah mencatat, Masjid Patimburak telah berdiri hampir 200 tahun yang lalu. Bangunan masjid yang dibangun pada tahun 1870 oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian ini masih berdiri kokoh dan berfungsi sebagai pusat penyebaran Islam di Papua. Saat ini, Masjid Patimburak masih digunakan untuk beribadah bagi 35 Kepala Keluarga dengan 147 jiwa  yang tinggal di sekitarnya. Sekalipun sudah beberapa kali mengalami renovasi, bentuk asli masjid ini tetap dipertahankan.

Baca Selengkapnya....

HOS Tjokroaminoto, Teladan Generasi Muda

Refleksi Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional

Pengabdian bukan meminta seberapa besar gaji atau imbalan tetapi membicarakan seberapa besar tenaga, harta, pikiran dan jiwa yang kau korbankan, karena satu yang menjadi tujuan yaitu keberkahan. Begitulah pengabdian, tepat tanggal 16 Agustus 1882 di desa Bakur, Ponorogo, Jawa Timur lahirlah seorang guru bangsa yang melahirkan tokoh-tokoh hebat Indonesia di masa yang akan datang yaitu Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau sering dikenal sebagai HOS Tjokroaminoto.

HOS Tjokroaminoto merupakan anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu dan kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo. Terlahir dari keluarga bangsawan tak membuatnya bersikap angkuh, justru karena itulah ia akhirnya menjadi sebuah motor penggerak kemerdekaan bagi Indonesia di saat semua manusia tertidur dalam belaian kompeni Belanda.

Baca Selengkapnya....

Imam Abu Hanifah, Ulama Cerdas dan Dermawan

Umumnya, seorang ulama hanya piawai di dalam bidang keilmuan agama (Islam). Dia kurang begitu mahir dalam soal berdagang. Dan biasanya, seorang pedagang pun hanya ahli di bidang perdagangan. Memang, yang memiliki keahlian seimbang antara ilmu agama dan bisnis tergolong langka.

Imam Abu Hanifah adalah salah satu dari yang langka itu. Ulama besar yang merupakan salah satu dari empat tokoh mazhab itu ternyata pernah menggeluti dunia wirausaha dalam sejarah hidupnya. Maka, dapat dikatakan, pemilik nama asli Nukman bin Tsabit itu adalah seorang pedagang sekaligus seorang ulama, atau ulama sekaligus pedagang.

Ulama yang dilahirkan di kampung Anbar, Kuffah, Irak, pada 80 H atau 699 M itu, bisa berdagang karena lingkungan keluarganya adalah pedagang. Sejak kecil beliau digembleng oleh keluarganya untuk berdagang. Baginya, pulang dan pergi ke pasar merupakan suatu hal yang biasa. Kadang, beliau juga ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera. Hal itu dilakukannya untuk membiayai kehidupan keluarga. Ini berbeda dengan ketiga imam fikih lainnya yaitu Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad yang memulai menimba ilmu sejak usia dini.

Baca Selengkapnya....

Berdasarkan Pendapat Ahli Sejarah, Ini Awal Mula Perayaan Maulid Nabi

Oleh: Maulana Suryana Akbar, Mahasantri Ulil Albab, Universitas Ibnu Khaldun Bogor

BULAN Rabiul Awwal merupakan bulan di mana nabi yang paling agung, nabi yang membawa risalah terakhir dilahirkan. Hampir sebagian umat Islam khususnya di Indonesia merayakan hari lahirnya sang pembawa cahaya, yang mengeluarkan umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang.

Kebanyakan umat Islam merayakannya sebagai ungkapan rasa syukur dan rasa cinta yang begitu besar kepada Nabi SAW. Namun, yang perlu kita ketahui pernahkah generasi awal merayakan maulid nabi. Yang sudah tentu kita tahu, bahwa generasi awal (salafussholeh) adalah generasi yang paling dekat dengan Nabi SAW. Dan mereka yang paling tahu apa yang diingikan Nabi SAW. Karena meraka selalu hidup berdampingan dengan nabi sepanjang hayatnya.

Baca Selengkapnya....

Sikap Panglima Shalāhuddin Al-Ayyubi Terhadap Syiah

Oleh: Mahmud Budi Setiawan, Lc

SEBAGIAN orang mengenal namanya Shalahuddin Al-Ayyubi. Bahasa Kurdish disebut Silhedine Eyubi. Bahasa Parsina Selahuddin Eyyubi. Lahir pada 1137 atau 1138 Hijrah di Kurdi (Iraq), Shalahuddil al Ayyubi dikenal seorang anak bangsawan di mana ayahnya, Najm ad-Din Ayyub adalah seorang gubernur atau penguasa di wilayah Baalbeak. Ia mendapat latihan kemiliteran dari pamannya Asad ad-din Shirkuh, seorang panglima perang kepada Nur al-Din
sebagai Pembebas al-Quds, Palestina, dari cengkraman Pasukan Salib. Padahal, masih banyak sisi menarik yang bisa diulas dari sosok kelahiran Kurdi tersebut

Salah satu contoh -tanpa mengurangi prestasi yang lain-, ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam pembebasan Mesir dari Daulah tirani Syiah Fathimiah (909–1171M).

Baca Selengkapnya...